Boeing 737 MAX yang Terkenal Telah Kembali—Inilah Yang Harus Anda Ketahui

Pada 29 Oktober 2018, Lion Air Penerbangan 610 jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari Jakarta, Indonesia, menewaskan 189 orang di dalamnya. Empat bulan kemudian, pada 10 Maret 2019, Penerbangan Ethiopian Airlines 302 jatuh tak lama setelah lepas landas, menewaskan 157 penumpang dan awaknya. Tautan bersama? Kedua penerbangan tersebut dioperasikan oleh pesawat Boeing 737 MAX 8.

Investigasi atas dua kecelakaan fatal tersebut mengungkapkan serangkaian masalah dengan perangkat lunak pesawat, yang diabaikan oleh Boeing dan Federal Aviation Administration (FAA), yang pada akhirnya menyebabkan 737 MAX dilarang terbang di seluruh dunia. Hari ini, FAA telah mencabut larangan terbang di Amerika Serikat, menganggap bahwa peningkatan keselamatan Boeing pada pesawat sudah cukup. Larangan 20 bulan secara resmi merupakan larangan terbang terlama dari sebuah pesawat AS dalam sejarah, dan itu membuat Boeing kehilangan pendapatan lebih dari $18 miliar.

Tapi apakah itu berarti pesawat yang merupakan salah satu yang paling populer di dunia ini akan segera kembali ke langit? Yah, tidak cukup. Inilah yang perlu Anda ketahui.

Apa yang Terjadi dengan Boeing 737 MAX?

Pesawat Boeing 737 pertama mulai beroperasi pada tahun 1968, dan sejak saat itu, lebih dari 10.500 pesawat telah dibuat—ini merupakan pekerja keras jarak pendek dari banyak maskapai penerbangan di seluruh dunia. 737 MAX adalah model terbaru dalam keluarga, memulai debutnya secara komersial pada tahun 2017 dan dengan cepat menjadi pesawat terlaris Boeing.

Tapi itu semua terhenti secara dramatis setelah kecelakaan fatal itu. “Kecelakaan dalam penerbangan tidak terjadi hanya karena satu kegagalan,†kata José Godoy, direktur komersial perusahaan operasi penerbangan Simpfly. “Biasanya karena penyelarasan keputusan yang buruk atau tidak tepat. Dan kasus 737 MAX juga demikian.â€

Pada intinya, kedua kecelakaan itu berkaitan dengan sistem perangkat lunak baru di pesawat yang disebut Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS), yang awalnya dirancang untuk membantu membuat pegangan pesawat lebih mirip dengan pendahulunya, 737 Next Generation (737NG). Secara khusus, MCAS secara otomatis mengoreksi potensi pesawat untuk mogok karena ukuran dan penempatan mesinnya.

“Boeing memutuskan untuk menerapkan sistem otomatis semacam itu dengan tujuan utama membuat perilaku 737 MAX sama dengan 737NG, jadi tidak diperlukan pelatihan lebih lanjut untuk pilot yang sudah menerbangkan 737NG,” kata Godoy [...]

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *